
Disutradarai oleh Bayu Skak, COCOTE TONGGO menghadirkan humor cerdas yang menyindir realita masyarakat, khususnya soal gosip tetangga dan stigma terhadap pasangan yang belum memiliki anak. Nuansa Jawa yang kuat dipadukan dengan cerita ringan membuat film ini terasa akrab namun tetap kritis.
Sama seperti film sebelumnya, Bayu Skak akan menampilkan realita yang terjadi di masyarakat seputar tetangga julid yang suka berkomentar kehidupan tetangganya sendiri. Ia juga tetap akan membawa budaya Jawa dalam film terbarunya ini. Film ini juga merupakan kolaborasi antara Skak Studios dengan Tobali Film.
SINOPSIS FILM :
Film Cocote Tonggo, yang jika diterjemahkan berarti “mulut tetangga”, menyuguhkan kisah keluarga Jawa dengan sentuhan komedi dan satire sosial yang tajam.
Ceritanya berpusat pada Bu Tin (Sundari Soekotjo), pemilik toko jamu legendaris bernama Djojo yang terkenal dengan jamu kesuburan.
Ironisnya, bisnis jamunya merosot setelah muncul gosip tentang putrinya, Murni (Ayushita), yang disebut memiliki rahim lemah dan sulit hamil.
Cibiran warga pun tak terhindarkan, sebab Bu Tin menjual jamu kesuburan, tapi anak sendiri tak kunjung punya momongan. Di tengah tekanan dan rasa malu, Murni dan suaminya, Luki (Dennis Adhiswara), menemukan bayi secara tak sengaja dan memutuskan untuk berpura-pura hamil demi menjaga citra keluarga.
DAFTAR PEMAIN FILM :
- Ayushita sebagai Murni
- Dennis Adhiswara sebagai Luki
- Asri Welas sebagai Bu Pur
- Bayu Skak sebagai Gatot
- Firza Valaza sebagai Supri
- Sundari Soekotjo sebagai Bu Tin
- Devina Aureel sebagai Endah
- Benidictus Siregar sebagai Yoyok Nalpot
- Tatang Gepeng sebagai Pak Min
- Furry Setia Raharja sebagai Pak Wira
- Ellea Candince sebagai Oliv
- Brilliana Arfira sebagai Bulik Yayuk
- Ika Dihardjo sebagai Tari
- Maya Wulan sebagai Bu Heri
- Putri Munjo sebagai Bu Wira
- Yati Pesek sebagai Mbah Mila
- Mirkoen Awaly sebagai Mbah Said
- Marwoto sebagai Pak Pur
- Intan Soekotjo sebagai Bu Tin muda
FAKTA MENARIK FILM :
- Bahasa:
Film ini menggunakan Bahasa Jawa Mataraman dalam dialognya, memberikan kesan otentik dan kearifan lokal. - Latar:
Syuting film dilakukan di kawasan Laweyan dan seputaran Kota Solo, memperkuat atmosfer lokal. - Komedi Sosial:
Cocote Tonggo bukan hanya sekadar film komedi, tetapi juga menyiratkan kritik sosial tentang kebiasaan masyarakat yang suka membicarakan orang lain. - Pengaruh:
Film ini ingin menggambarkan bagaimana tekanan sosial yang sering kali tidak datang dari orang yang kita cintai, tetapi dari orang yang tidak punya kedekatan emosional, tetapi karena kita hidup berdampingan, opini mereka menjadi begitu berpengaruh.
