
Alibaba Tantang Dominasi Global dengan Quark AI Glasses: Revolusi Asisten Pribadi di Ujung Hidung
Hangzhou – Raksasa teknologi asal Tiongkok, Alibaba, secara resmi terjun ke gelanggang perangkat keras wearable dengan meluncurkan kacamata pintar terbarunya, Quark AI Glasses, pada hari Kamis lalu. Langkah strategis ini menandai upaya serius Alibaba untuk mendobrak pasar perangkat cerdas yang selama ini didominasi oleh pemain global seperti Meta dan Apple, serta pesaing domestik seperti Xiaomi.
Dengan mengintegrasikan model kecerdasan buatan (AI) andalan mereka, Qwen, ke dalam sebuah bingkai kacamata yang tampak konvensional, Alibaba tidak hanya menjual gadget, melainkan menawarkan “asisten kehidupan” yang terhubung langsung dengan ekosistem raksasa e-commerce mereka.
Dua Varian untuk Segmen Berbeda
Dalam peluncurannya, Alibaba memperkenalkan dua varian sekaligus untuk menyasar segmen pasar yang berbeda. Varian pertama adalah model entry-level bernama Quark G1, yang dibanderol dengan harga cukup kompetitif, yakni 1.899 yuan (sekitar Rp4,5 juta). Model ini dirancang untuk penggunaan sehari-hari dengan bobot yang ringan dan fitur standar yang mumpuni.
Sementara itu, bagi pengguna yang menginginkan performa visual dan audio kelas atas, Alibaba menawarkan seri premium Quark S1. Model ini dijual dengan harga 3.799 yuan (sekitar Rp8 jutaan). Perbedaan mencolok pada seri S1 terletak pada penggunaan lensa micro-OLED yang menawarkan tingkat kecerahan superior, tampilan resolusi hingga 3K, serta kemampuan perekaman video 4K berbasis AI. Teknologi ini memungkinkan pengguna menikmati konten visual dengan kejernihan luar biasa, bahkan dalam kondisi pencahayaan minim.
Secara desain, kedua model ini menghindari tampilan futuristik yang mencolok ala headset VR pada umumnya. Alibaba memilih desain bingkai plastik hitam yang menyerupai kacamata biasa, sebuah keputusan desain yang bertujuan agar perangkat ini dapat diterima secara sosial dan nyaman digunakan di ruang publik.
Spesifikasi Mumpuni di Balik Bingkai Tipis
Meskipun terlihat sederhana, Quark AI Glasses menyimpan “jeroan” yang bertenaga. Perangkat ini ditenagai oleh dua chipset sekaligus: Qualcomm Snapdragon AR1 untuk menangani pemrosesan Augmented Reality (AR) dan chipset BES2800 yang didedikasikan untuk kualitas audio.

Sektor fotografi dan videografi didukung oleh sensor kamera Sony IMX681 yang memiliki sudut pandang luas (FOV) 109 derajat. Kamera ini mampu menghasilkan foto beresolusi 4.032 × 3.024 piksel dan video 3K pada 30fps. Fitur penstabil gambar elektronik (EIS) dan mode malam turut disematkan untuk menjamin kualitas tangkapan gambar yang stabil dan jernih.
Salah satu inovasi paling menarik ada pada sektor daya. Alibaba menyematkan baterai berkapasitas 280 mAh di masing-masing tangkai kacamata yang dapat dilepas-pasang. Ini adalah fitur yang jarang ditemui pada kacamata pintar lainnya, memungkinkan pengguna mengganti baterai tanpa harus melepas kacamata. Opsi pengisian dayanya pun beragam, mulai dari docking portabel, casing pengisi daya berkapasitas besar, hingga klip USB-C magnetik yang diklaim mampu mengisi daya hingga 50 persen hanya dalam waktu 10 menit.
Lebih dari Sekadar Gaya: Integrasi Ekosistem
Nilai jual utama Quark AI Glasses bukan hanya pada perangkat kerasnya, melainkan pada integrasi perangkat lunak. Kacamata ini terhubung langsung dengan model bahasa besar (LLM) Qwen milik Alibaba—pesaing ChatGPT. Hal ini memungkinkan pengguna memberikan perintah suara untuk berbagai tugas, mulai dari membuat notulensi rapat otomatis, penerjemahan bahasa secara real-time, hingga tanya-jawab dengan asisten virtual.
Namun, senjata rahasia Alibaba terletak pada konektivitasnya dengan aplikasi belanja Taobao dan pembayaran digital Alipay. Fitur instant price recognition memungkinkan pengguna memotret sebuah produk di dunia nyata menggunakan kacamata, dan secara otomatis sistem akan menampilkan harga serta ketersediaan produk tersebut di Taobao.
Li Chengdong, seorang analis industri elektronik berbasis di Beijing, menilai strategi ini sangat cerdas. “Kekuatan utama Alibaba terletak pada belanja, pembayaran, dan navigasi. Oleh karena itu, kacamata AI mereka berfungsi lebih seperti asisten kehidupan nyata daripada sekadar perangkat hiburan,” ujarnya. Ini membedakan posisi Alibaba dari Meta yang lebih fokus pada integrasi media sosial.
Mencari Gerbang Trafik Baru
Peluncuran Quark AI Glasses bukan sekadar diversifikasi produk, melainkan langkah defensif sekaligus ofensif Alibaba di tengah persaingan ekonomi digital Tiongkok yang kian ketat. Setelah bertahun-tahun tertinggal dalam tren perangkat konsumen, Alibaba kini mencoba mengamankan “gerbang trafik” generasi berikutnya.
Di era di mana pertumbuhan pengguna ponsel pintar mulai jenuh, kacamata pintar diprediksi menjadi perangkat utama pasca-smartphone. Alibaba berharap AI dapat menjadi kunci untuk memenangkan hati konsumen, mengingat posisi mereka yang tidak lagi memegang monopoli mutlak di sektor e-commerce akibat gempuran platform seperti Douyin dan JD.com.
Persaingan Global yang Memanas
Langkah Alibaba ini menambah panas persaingan di pasar smart eyewear global. Saat ini, pasar masih didominasi oleh Meta dengan kacamata Ray-Ban pintar mereka, serta Apple dengan Vision Pro di segmen high-end. Di dalam negeri, Alibaba juga harus bersaing dengan Baidu, Xiaomi, dan startup inovatif seperti Xreal yang telah lebih dulu merilis produk serupa.
Menurut data dari firma riset Omdia, pengiriman kacamata AI diperkirakan akan melonjak melebihi 10 juta unit pada tahun 2026. Dengan masuknya Alibaba ke pasar ini, konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan. Apakah integrasi belanja dan asisten AI ala Alibaba mampu menggeser dominasi perangkat berbasis media sosial dan hiburan? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: wajah komputasi personal sedang berubah, dan kini ia bertengger tepat di depan mata kita.
