
Persaingan mobil hybrid di segmen SUV kompak kini semakin panas, tak hanya karena Suzuki Fronx melejit duluan, tapi juga hadirnya dua pesaing serius: Daihatsu Rocky Hybrid dan Chery Tiggo Cross CSH Hybrid. Meski teknologinya berbeda, keduanya menyodorkan efisiensi bahan bakar tinggi dan emisi rendah, ideal untuk kamu yang mencari kendaraan ramah lingkungan tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
1. Teknologi Hybrid: Seri vs Paralel Pintar
Daihatsu Rocky Hybrid mengusung sistem series hybrid (atau e-Smart Hybrid) di mana roda sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik, sementara mesin bensin 1.2L hanya berperan sebagai generator untuk mengisi baterai litium kecil (~4.3 Ah / 177,6 V) . Mesin ini tidak langsung menggerakkan roda—dengan torsi listrik mencapai ~170 Nm, sanggup memberikan akselerasi seolah sedang mengendarai mobil listrik . Rocky pun ditargetkan konsumsi bahan bakarnya hanya sekitar 27,8 km/l (WLTP), setara 3,6 l/100 km . Emisi CO₂ diklaim rendah, hanya sekitar 83 gram/km
Sementara itu, Chery Tiggo Cross CSH mengadopsi sistem series–parallel hybrid (CSH) pintar. Ia dilengkapi mesin bensin 1.5 L Atkinson Cycle (71 kW / 118 Nm) dan motor listrik + baterai 1,8 kWh, terpadu melalui transmisi khusus DHT. Total outputnya mencapai 150 kW dan torsi 310 Nm . Mobil ini memiliki empat mode operasi: EV murni, series hybrid, parallel hybrid, dan energi regenerasi . Konsumsi BBM diklaim sekitar 5,4 l/100 km, sulit ditandingkan oleh hybrid non-plug-in lainnya
2. Performa & Sensasi Berkendara
- Rocky Hybrid terasa responsif di putaran bawah karena seluruh traksi ditangani motor listrik. Tanpa transmisi konvensional, akselerasi terasa mulus namun tidak sepenuhnya senyap. Torsi kuat membuatnya asyik dipakai di area perkotaan.
- Tiggo Cross CSH menawarkan kombinasi mesin dan motor listrik, menghasilkan tenaga lebih besar (setara sekitar 204 PS dikombinasikan) dan torsi yang sangat memadai untuk luar kota serta jalan menanjak . Perpindahan antar mode berjalan otomatis dan lancar berkat transmisi DHT yang khusus dirancang untuk hybrid.
3. Spesifikasi & Dimensi
Model | Mesin & Output | Baterai | Sistem Hybrid | Konsumsi (WLTP/city) |
---|---|---|---|---|
Daihatsu Rocky | 1.2L + motor listrik ~106 PS & 170 Nm | ~4.3 Ah | Series (e-Smart) | ±27,8 km/l (~3,6 l/100 km) |
Chery Tiggo Cross | 1.5L + motor (total 150 kW/310 Nm) | 1,8 kWh | Series–Parallel (CSH) | ±5,4 l/100 km |
Dimensi:
- Rocky Hybrid: pendek, kompak (3.995 mm × 1.695 mm × 1.620 mm) .
- Tiggo Cross CSH: lebih besar dan lega (4.330 mm × 1.831 mm × 1.652 mm), wheelbase lebih panjang, memberikan ruang kabin dan bagasi lebih luas.
4. Fitur & Kenyamanan
Rocky Hybrid dilengkapi fitur mutakhir seperti Advanced Safety Assist (ASA) lengkap dan Smart Pedal (S-PDL) satu pedal untuk akselerasi dan regenerasi . Cocok untuk kenyamanan berkendara urban.
Tiggo Cross CSH Hybrid hadir dengan sederet fitur keselamatan dan kenyamanan premium — ABS, EBD, VSC, blind spot monitoring, 360° camera, adaptive cruise, sunroof elektrik, dan lainnya . Ia juga tersedia dalam opsi trim Comfort dan Elite, dengan desain lebih elegan dan fitur lebih lengkap di varian Elite
5. Harga & Market Positioning
- Rocky Hybrid akan dipasarkan di Indonesia mulai 2026 sebagai CBU dari Jepang, namun sosoknya mirip saat diluncurkan di GIIAS 2025 – diprediksi menyasar segmen kompak ramah bahan bakar .
- Tiggo Cross CSH Hybrid sudah dijual di Indonesia dengan harga mulai sekitar Rp 319,8 juta OTR Jakarta
Kesimpulan: Pilih yang Mana?
- Pilih Daihatsu Rocky Hybrid jika kamu mengutamakan efisiensi tertinggi dan sensasi kendarai seperti mobil listrik dalam balutan SUV kecil—cocok untuk perjalanan harian di kota dan mudah bermanuver.
- Pilih Chery Tiggo Cross CSH Hybrid bila kamu butuh SUV lebih besar, performa lebih kuat, dan fitur lengkap, serta fleksibilitas lebih baik untuk penggunaan campuran dalam atau luar kota.
Keduanya menawarkan nilai menarik di segmennya masing-masing—tinggal disesuaikan dengan gaya hidup, kebutuhan ruang, dan prioritas kenyamanan kamu. Mau saya tambahkan bagian soal biaya operasional per bulan atau perbandingan dengan pesaing lain seperti Fronx? Cukup bilang ya!