
Dunia perfilman horor Tanah Air kembali menorehkan prestasi lewat film Kitab Sijjin dan Illiyyin. Film Kitab Sijjin dan Illiyyin ini bukan hanya menyajikan cerita mistik yang mencekam, tetapi juga mengusung nilai-nilai spiritual yang kuat.
Menyelaraskan antara amarah balas dendam yang membara, drama keluarga yang kompleks, serta teror santet yang mematikan, film ini siap menyenggol psikologis penontonnya lewat berbagai adegan gore dan jumpscare yang intens.
Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, film Kitab Sijjin dan Illiyyin bahkan akan tayang secara global dengan distribusi internasional oleh perusahaan film ternama asal Korea, Barunson E&A.
SINOPSIS FILM :
Film ini berkisah tentang Yuli (Yunita Siregar), seorang perempuan baik hati yang hidupnya hancur karena perlakuan buruk keluarga Ambar (Djenar Maesa Ayu). Setelah bertahun-tahun dianggap anak selingkuhan dan diperlakukan seperti pembantu, Yuli memutuskan membalas dendam lewat ilmu santet yang mematikan. Namun, ritual yang harus ia lakukan bukan sembarang ritual. Nama-nama target harus dimasukkan ke tubuh mayat segar dalam waktu satu minggu. Jika gagal, Yuli akan menerima konsekuensi mengerikan dari dunia gaib.
DAFTAR PEMAIN FILM :
- Yunita Siregar sebagai Yuli
- Dinda Kanyadewi sebagai Laras
- Tarra Budiman sebagai Rudi
- Kawai Labiba sebagai Tika
- Sulthan Hamonangan sebagai Dean
- Djenar Maesa Ayu sebagai Ambar
- Banon Gautama
- Eduward Manalu
FAKTA MENARIK FILM :
- Makna Sijjin dan Illiyyin Judul film ini diambil dari dua kitab yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Muthaffifin. Sijjin adalah catatan amal bagi orang-orang yang durhaka dan penuh dosa. Dalam konteks spiritual, Sijjin juga diyakini sebagai tempat di neraka. Sebaliknya, Illiyyin adalah kitab catatan amal orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
- Tak hanya tayang di Indonesia, Kitab Sijjin dan Illiyyin siap dipasarkan ke dunia internasional lewat kerja sama dengan Barunson E&A, perusahaan Korea yang juga terlibat dalam produksi dan distribusi film-film besar.
- Masih segar dalam ingatan kala kali pertama membaca naskah Kitab Sijjin & Illiyyin karya Lele Leila hingga tuntas, Yunita Siregar mengaku bingung lantaran sebagai pembaca ia serasa tak diberi waku untuk menarik napas sejenak.
- Menyinggung adegan paling susah, Yunita Siregar menyebut dua. Pertama, dalam konteks adegan tak terpulakan yakni saat membaca mantra sihir dan dikafani layaknya jenazah yang dipocong untuk dikebumikan. Mulanya, adegan ini tak ada di naskah draft pertama.
