
Segmen Low Multi-Purpose Vehicle (LMPV) di Indonesia dipastikan akan menghadapi tahun 2026 yang jauh lebih panas dan elektrifikasi. Setelah enam tahun penuh, tampaknya Suzuki Ertiga – salah satu pilar kuat di segmen ini – akan segera memasuki siklus pembaruan besar. Keputusan ini bukan hanya masalah siklus model, tetapi respons strategis terhadap lanskap pasar yang kini didominasi oleh teknologi hybrid canggih.
Generasi kedua Ertiga telah mengaspal sejak 2018, dan mengikuti ritme pendahulunya (generasi pertama hadir 2012, diganti 2018), siklus hidup enam tahun memang sudah tiba masanya untuk berganti. Namun, kali ini, tekanan untuk berinovasi jauh lebih besar. Dinamika pasar LMPV kini semakin agresif dan bergeser ke arah elektrifikasi dengan hadirnya penantang serius seperti Toyota Veloz Hybrid.
Saat ini, Ertiga hanya dibekali teknologi mild hybrid (SHVS – Smart Hybrid Vehicle by Suzuki). Sistem ini memang unggul dalam efisiensi bahan bakar dan ramah lingkungan, namun fungsinya terbatas pada start-stop otomatis dan bantuan torsi kecil. Ini sangat berbeda dengan sistem full hybrid yang mulai diusung kompetitor, yang mampu menggerakkan mobil sepenuhnya dengan tenaga listrik dalam kecepatan rendah. Kombinasi faktor-faktor ini menjadi alasan fundamental bagi Suzuki untuk segera memperbarui Ertiga agar tidak hanya bertahan, tetapi kembali kompetitif di kelasnya.
Sinyal Kuat dari Markas Suzuki
Meskipun PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) belum memberikan tanggal pasti peluncuran, sinyal mengenai kehadiran produk baru di segmen LMPV pada tahun depan sudah sangat kuat.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana penyegaran Ertiga, Dony Ismi Saputra, Deputy of Sales & Marketing Managing Director PT Suzuki Indombil Sales, memberikan petunjuk strategis yang jelas. Dony menjelaskan bahwa fokus besar perusahaan sepanjang tahun 2025 adalah produk Sport Utility Vehicle (SUV).
“Pertanyaannya kenapa yang diulik Grand Vitara? Bukan Ertiga. Sebetulnya tahun ini konsep besar kami adalah SUV,” ujar Dony di Tangerang, Jumat (21/11/2025). Dia merinci peta jalan tahun 2025: “Bulan Mei Fronx, Juli XL7 Kuro, November Grand Vitara. Jadi tema besar tahun ini memang SUV.”
Kunci dari pernyataan Dony terletak pada kalimat berikutnya: “Nanti di tahun depan dan seterusnya pattern-nya mungkin akan berbeda.”
Pernyataan ini membuka ruang spekulasi yang sangat besar bahwa pattern berbeda yang dimaksud akan mengarah pada pembaruan produk di segmen LMPV, termasuk Ertiga, pada tahun 2026. Dony mengakui bahwa fokus pemasaran mereka mengikuti tren: “Ketertarikan market terhadap SUV sedang naik. Jadi fokus pemasaran kami mengikuti tren ini. Karena masyarakat lebih condong ke XL7, maka fokus penjualan kami ke XL7. Ini bukan berarti kami tinggalkan Ertiga. Kami tetap melayani kebutuhan pelanggan Ertiga.”
Jika mengikuti logika siklus hidup model yang sudah matang dan ritme penyegaran produk Suzuki yang terstruktur, maka Ertiga generasi berikutnya sangat masuk akal hadir pada tahun 2026. Timing ini akan memberikan Suzuki waktu yang tepat untuk mengembangkan powertrain yang lebih canggih dan desain yang lebih segar.
Spekulasi Teknis: Full Hybrid atau Transmisi Baru?
Dengan hadirnya Veloz yang menawarkan sistem full hybrid yang superior, tekanan terbesar pada Ertiga baru adalah sektor dapur pacu. Ada dua kemungkinan besar yang bisa diambil Suzuki:
- Pengembangan Full Hybrid yang Lebih Mumpuni: Suzuki mungkin sedang mengembangkan sistem full hybrid baru yang lebih canggih, tidak hanya mengandalkan SHVS. Sistem ini harus mampu bersaing langsung dengan sistem Toyota dalam hal efisiensi dan kemampuan Zero Emission Vehicle (ZEV) sesaat.
- Perombakan Total Transmisi dan Mesin: Selain hybrid, Ertiga juga membutuhkan pembaruan di sektor transmisi. Penggunaan transmisi otomatis konvensional (4-speed AT) sudah terasa usang dibandingkan kompetitor yang beralih ke Continuously Variable Transmission (CVT). Penggantian dengan CVT yang disandingkan dengan mesin K15C yang lebih modern dapat memberikan lompatan besar dalam hal performa dan efisiensi.
Secara desain, generasi baru Ertiga diprediksi akan mengadopsi bahasa desain Suzuki yang lebih agresif dan futuristik, mirip dengan Grand Vitara, menjadikannya tampak lebih tinggi dan lebih gagah untuk menghadapi persaingan dari model-model LMPV beraroma SUV, seperti XL7 dan Xpander Cross.
Kesimpulan: Tahun 2026 sebagai Titik Balik
Tahun 2025 menjadi tahun ‘SUV’ bagi Suzuki, di mana mereka berhasil mengamankan ceruk pasar yang sedang naik daun. Dengan selesainya ‘jatah’ peluncuran SUV, isyarat Dony Ismi Saputra bahwa tahun depan arah pengembangan akan berubah menandakan bahwa kini giliran segmen LMPV yang mendapatkan perhatian penuh. Ertiga generasi terbaru diposisikan sebagai respons agresif Suzuki untuk mempertahankan dominasi di segmen LMPV, menghadapi tantangan hybrid yang semakin masif, dan memastikan brand Ertiga tetap relevan sebagai mobil keluarga Indonesia.
