
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus bergerak cepat. Dua raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft dan Nvidia, kini jadi sorotan karena langkah besar yang mereka ambil untuk memperkuat dominasi di industri AI global.
Microsoft, melalui sistem operasi Windows 11, berencana menghadirkan Copilot AI secara otomatis mulai Oktober 2025. Sementara itu, Nvidia baru saja mengumumkan investasi raksasa senilai USD 100 miliar (sekitar Rp1.665 triliun) untuk mendukung pengembangan AI OpenAI.
Kedua kabar ini bukan hanya memperlihatkan ambisi perusahaan teknologi, tetapi juga menandai babak baru persaingan AI dunia, termasuk dampaknya terhadap pengguna komputer hingga ekosistem bisnis global.
Copilot AI Jadi Fitur Bawaan Windows 11

Setelah sebelumnya mengintegrasikan Copilot dengan browser Microsoft Edge, kini perusahaan milik Satya Nadella tersebut memperluas langkahnya. Mulai Oktober 2025, setiap instalasi baru Windows 11 akan langsung menyertakan aplikasi Copilot AI.
Mengutip laporan PCMag (23/9/2025), Microsoft menempatkan Copilot sebagai bagian dari paket inti aplikasi Microsoft 365 desktop, produk yang selama bertahun-tahun menjadi pilar bisnis perusahaan.
Meski bagi sebagian orang langkah ini terlihat praktis, tidak sedikit pengguna yang merasa keberatan. Alasannya, tidak semua orang ingin memanfaatkan fitur berbasis AI, apalagi jika terpasang otomatis tanpa pilihan.
Untuk itu, Microsoft tetap menyediakan opsi menonaktifkan Copilot. Caranya, pengguna perlu masuk ke aplikasi Microsoft 365 Admin Center dengan akun administrator, kemudian membuka menu Customization > Device Configuration > Modern App Settings. Setelah menemukan opsi Enable automatic installation of Microsoft 365 Copilot app, cukup hilangkan tanda centang agar Copilot tidak terpasang otomatis.
Penting dicatat, kebijakan pemasangan otomatis ini hanya berlaku untuk Windows 11, sehingga pengguna Android, iOS, maupun Mac tidak akan terdampak.
Lima Fungsi Utama Copilot AI
Meski kontroversial, Microsoft tetap percaya diri karena Copilot menawarkan sejumlah fitur unggulan yang bisa membantu pengguna sehari-hari.
- Pemrosesan Pencarian Lintas Tab
Copilot mampu memahami konteks dari seluruh tab yang terbuka di Edge, sehingga pencarian informasi bisa lebih efisien. - Pengisian Data Otomatis
Mirip autofill pada ponsel, namun lebih cerdas karena Copilot bisa menggunakan data pribadi atau profesional untuk melengkapi formulir secara tepat. - Navigasi Suara
Pengguna cukup memberi perintah suara untuk mencari informasi atau membuka situs tertentu. - Manajemen Tugas dan Jadwal
Copilot bisa berfungsi layaknya asisten digital, membantu mengelola agenda, tugas, hingga aktivitas sehari-hari. - Bantuan Kontekstual Real-Time
Dengan dukungan Copilot Vision, AI ini mampu memahami aktivitas pengguna secara langsung dan menawarkan saran sesuai kebutuhan.
Nvidia Gelontorkan Rp1.665 Triliun untuk OpenAI

Sementara Microsoft sibuk memperluas integrasi Copilot, Nvidia mengambil langkah berbeda dengan memperkuat posisinya di sektor perangkat keras dan infrastruktur AI.
Perusahaan yang dipimpin Jensen Huang tersebut resmi mengumumkan investasi fantastis senilai USD 100 miliar ke OpenAI. Investasi ini akan difokuskan pada pasokan chip grafis dan pembangunan infrastruktur AI tercanggih di dunia.
Melansir BBC (23/9/2025), langkah Nvidia dan OpenAI disebut sebagai “strategic partnership” untuk memperkuat dominasi perusahaan Barat dalam menghadapi persaingan ketat dengan Tiongkok.
Selain OpenAI, Nvidia juga menggandeng sejumlah mitra besar, termasuk Microsoft, Oracle, SoftBank, hingga Stargate, dalam membangun ekosistem AI global.
Rivalitas Amerika Serikat vs China di Industri AI
Langkah Nvidia ini juga memperlihatkan dimensi geopolitik. Pemerintah Tiongkok menuduh Nvidia melanggar aturan anti-monopoli dan melarang perusahaan lokal membeli chip AI H20. Di sisi lain, pemerintah AS memberi izin kembali untuk ekspor chip Nvidia ke China dengan syarat perusahaan membayar 15 persen dari pendapatan penjualan di sana.
Pertarungan ini menegaskan bahwa AI kini bukan sekadar isu teknologi, tetapi juga menyangkut ekonomi dan politik global.
Dampak pada Pasar Saham dan Industri

Meski diterpa regulasi ketat, kabar kemitraan Nvidia dengan OpenAI justru disambut positif oleh investor. Harga saham Nvidia tercatat naik 4 persen pada perdagangan Senin (22/9/2025) di Wall Street.
Peningkatan ini didorong oleh optimisme bahwa kerja sama Nvidia dan OpenAI akan membuka era baru AI. Apalagi, OpenAI kini mencatat lebih dari 700 juta pengguna aktif mingguan, angka yang terus menanjak dalam beberapa bulan terakhir.
CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan kemitraan ini akan menghasilkan terobosan besar yang mampu memberdayakan bisnis maupun masyarakat secara luas. Sementara Greg Brockman, Presiden OpenAI, mengingatkan bahwa Nvidia sebenarnya sudah menjadi mitra sejak awal berdirinya perusahaan.
Menuju Era Baru AI
Dengan Microsoft memperluas adopsi Copilot AI di Windows 11 dan Nvidia memperkuat fondasi teknologi lewat investasi besar di OpenAI, jelas bahwa dunia sedang bergerak ke arah integrasi AI yang semakin masif.
Bagi pengguna, ini berarti lebih banyak layanan cerdas yang bisa mempermudah pekerjaan sekaligus tantangan dalam menjaga kendali atas privasi. Bagi industri, langkah ini menandai kompetisi ketat antar raksasa teknologi yang tak hanya soal bisnis, tetapi juga pengaruh geopolitik.
Satu hal pasti: Oktober 2025 bisa jadi titik awal babak baru, di mana AI tidak lagi sekadar fitur tambahan, melainkan bagian inti dari pengalaman digital sehari-hari.