
RedMagic 10S Pro hadir sebagai pembaruan pertengahan musim dari seri 10 Pro, membawa sejumlah peningkatan performa yang signifikan. Diluncurkan pada akhir tahun lalu, perangkat ini menjadi salah satu ponsel pertama yang mengusung chipset Snapdragon 8 Elite dan memperkenalkan penggunaan logam cair untuk sistem pendinginan—sebuah langkah inovatif dari RedMagic.
Kini, RedMagic telah menyempurnakan pengaturannya dengan menghadirkan versi terbaru dari Snapdragon 8 Elite. Prosesornya mengalami overclock, di mana dua inti utama (Prime cores) berjalan pada kecepatan 4,47GHz—naik dari 4,32GHz pada versi sebelumnya. GPU Adreno 830 juga ditingkatkan, kini beroperasi pada 1,2GHz dibandingkan sebelumnya yang hanya 1,1GHz.
Tak hanya itu, RedMagic 10S Pro kini dilengkapi RAM LPDDR5T hingga 24GB, menawarkan bandwidth lebih tinggi dibandingkan LPDDR5X yang digunakan di 10 Pro. Sementara untuk penyimpanan, tersedia opsi hingga 1TB dengan teknologi UFS 4.1 Pro.
Uji Performa: Apakah Overclock Memberi Keunggulan Nyata?
Dalam pengujian Geekbench single-thread, RedMagic 10S Pro mencatat skor lebih tinggi dibandingkan pendahulunya dan mampu bersaing dengan perangkat lain berbasis Snapdragon 8 Elite maupun Dimensity 9400. Namun, saat beban kerja dialihkan ke semua inti, keunggulan tersebut mulai menurun akibat berbagi daya dengan enam core performa lainnya. Artinya, peningkatan nyata hanya akan dirasakan pada aplikasi yang bergantung pada single-thread.
Untuk sektor grafis, overclock pada GPU memberikan hasil yang lebih menjanjikan. Dalam benchmark Wild Life Extreme, 10S Pro mencatat skor lebih tinggi dibandingkan kompetitornya, memberikan pengalaman bermain game yang lebih mulus, terutama pada judul-judul yang belum mencapai batas refresh rate maksimum.
Namun sayangnya, performa di benchmark ray tracing seperti Solar Bay dari 3DMark belum memuaskan. Meskipun skornya mengungguli 10 Pro, perangkat ini masih tertinggal dari ponsel lain dengan chipset serupa.
Sistem Pendingin Aktif: Lebih Inovatif, Tapi Kurang Efektif
Salah satu sorotan utama dari RedMagic 10S Pro adalah sistem pendingin canggihnya. Dibekali logam cair seluas 36mm²—peningkatan 30% dibandingkan 10 Pro—yang langsung bersentuhan dengan chip utama. Panas kemudian disalurkan ke ruang uap sebesar 12.000mm² untuk disebarkan secara merata.
Tambahan lain adalah kipas internal berkecepatan 23.000 rpm yang aktif menyedot udara dingin dan mengalirkannya melewati chipset. Namun, apakah benar-benar efektif?
Pengujian menunjukkan bahwa meskipun kipas membantu menstabilkan grafik suhu, dampaknya pada performa berkelanjutan tidak terlalu signifikan. Performa CPU tetap mengalami penurunan hingga 56% saat kipas aktif, hampir setara dengan 54% saat kipas nonaktif. Demikian juga pada GPU, tidak ada peningkatan signifikan dalam stabilitas maupun performa menurut pengujian 3DMark.
Sebuah kamera termal bahkan memperlihatkan bahwa udara hangat memang dibuang dari ponsel, namun manfaat riil terhadap peningkatan performa tetap diragukan.
Kesimpulan: Cepat, Tapi Masih Perlu Penyempurnaan
RedMagic 10S Pro jelas merupakan ponsel gaming yang sangat cepat dan kompeten. Peningkatan performa lewat overclock CPU dan GPU terasa pada sejumlah aplikasi dan game. Namun, kehadiran sistem pendingin aktif dengan kipas internal masih belum menunjukkan efektivitas yang cukup untuk membenarkan kompromi seperti tambahan biaya atau kemungkinan pengurangan ketahanan air.
Bagi pengguna yang mencari performa tinggi tanpa banyak mempertimbangkan efisiensi termal jangka panjang, RedMagic 10S Pro adalah pilihan menarik. Namun bagi mereka yang menginginkan kestabilan performa saat gaming berat, solusi pendinginan ini mungkin belum memberikan jawaban yang diharapkan.
