Awal tahun 2008, dunia perfilman Indonesia dihujani dengan film-film bergenre drama romantis. uksi Investasi Film Indonesia (IFI) yang sebelumnya pernah membuat COKLAT STROBERI pada 2007, kali ini mereka merilis film yang diklaim sebagai “film hot pertama di Indonesia”, RADIT DAN JANI.

Radit dan Jani merupakan film drama romantis Indonesia yang rilis pada 2008. Tak seperti kebanyakan film drama romantis lainnya, film yang disutradarai oleh Upi Avianto ini tak menyoroti kisah cinta bertepuk sebelah tangan, perjuangan cinta, atau mempertahankan hubungan dari orang ketiga sebagai plot utamanya.

Kisah Radit (Vino G. Bastian) dan Jani (Fahrani) berkutat pada upaya mereka mempertahankan cinta di keadaan yang serba kekurangan. Tak hanya kekurangan, mereka juga harus melawan belitan kecanduan narkoba yang dialami Radit.

SINOPSIS FILM :

Film dibuka dengan adegan yang menunjukkan sisi hedonistik karakter Radit dan Jani. Namun, perlahan kita diajak untuk melihat kenyataan-kenyataan hidup mereka yang membuat miris. Pasangan muda ini mati-matian bertahan di tengah kehidupan yang terasa sangat sulit dan serba kekurangan.

Radit sendiri adalah laki-laki yang selalu ingin membahagiakan istrinya, Jani. Namun, kehidupan yang serba kekurangan dan pekerjaan yang tidak jelas membuatnya tidak dapat mewujudkan semua itu. Keadaan Radit yang sudah kecanduan narkoba makin mempersulit semuanya. Radit terlilit kehidupan yang sulit akibat ulahnya sendiri.

Sedangkan Jani adalah perempuan yang melihat sisi lain dari Radit–sisi yang tak pernah dilihat oleh kedua orangtuanya. Baginya Radit adalah sumber kebahagiaan, dan ia mencintai Radit dengan seluruh kekurangannya.

Jani sendiri berasal dari keluarga yang berkecukupan. Namun, tidak adanya restu dari kedua orang tuanya membuatnya tak pernah mendapat bantuan apapun, meskipun dalam keadaan hampir mati kelaparan. Mereka mencoba mencari pekerjaan, namun berakhir karena masalah yang tak seharusnya dibesarkan.

Mereka yang sama-sama punya tabiat keras kepala, membuat mereka selalu ribut dengan pekerja lain di tempat kerja masing-masing. Hingga suatu hari, Radit tidak punya pilihan. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara untuk membahagiakan Jani. Ia sadar, bahwa keadaan harus berubah.