January 21, 2025

Musibah tabrakan kereta api Bintaro yang terjadi pada 1987 lalu menyisakan duka mendalam. Kecelakaan tragis itu dikenal dengan nama Tragedi Bintaro. Bahkan, kecelakaan ini menjadi musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia sehingga menyita perhatian dunia.

Tragedi Bintaro adalah film Indonesia bergenre drama tragedi yang dirilis pada 4 Mei 1989 dan disutradarai oleh Buce Malawau. Film ini dibintangi antara lain oleh Roldiah Matulessy, Ferry Octora, dan Lia Chaidir. Film ini diangkat dari kisah nyata seorang korban kecelakaan kereta api Bintaro 1 pada tanggal 19 Oktober 1987.

Karya ini menyajikan potret emosional tentang perjuangan hidup seorang nenek dan cucunya yang terjebak dalam peristiwa nahas tersebut.

SINOPSIS :

Juned (Fery Octora) tinggal bersama neneknya, Minah (Roldiah Matulessy) dan keempat saudaranya di pemukiman padat Jakarta. Kedua orang tua Juned sudah pisah rumah akibat ketidak cocokan. Nenek Minah mengasuh lima orang cucu sekaligus sehingga nenek minah bekerja apa saja untuk menyambung hidup dari menjadi tukang pijat hingga tukang cuci pakaian meski kadang tidak bersih hasil cuciannya.

Kedua orang tuanya meski belum bercerai akan tetapi sudah berpisah. Lena (Lia Chaidir), ibu Juned bekerja di konveksi yang sesekali datang kerumah nenek, sedangkan Bapaknya Efendi (Asrul Zulmy) bekerja di bengkel. Akibat keegoisan kedua orangtuanya, Juned dan saudara-saudaranya menjadi korban.

Merasa hidupnya makin susah di Jakarta, Nenek Minah mengajak cucu-cucunya untuk pindah ke desa. Nenek minah akan membawa cucu-cucunya berangkat dahulu sementara ibunya Juned disuruh menyusul kemudian. Sementara itu, di perempatan tempat Juned menjual koran, temannya memberi tahu kalau Bapaknya sedang makan di restoran bersama seorang perempuan.

Persiapan nenek Minah untuk pulang kedesa dari hari kehari selalu dipersiapkan. Demikian juga Juned yang selalu cerita pada Memet, temannya sesama penjual koran. Menurut rencana, ibunya akan pulang belakangan sedangkan nenek Minah pulang duluan membawa cucunya. Anak-anak memakai hadiah yang diberikan bapaknya untuk pulang, kecuali Juned yang hadiahnya belum diberikan sehingga Juned uring-uringan. Mulyadi berusaha menenangkannya.

Begitu kereta berjalan pelan, Efendi telah sampai di stasiun dan langsung mengejar di mana anak-anaknya berada untuk memberikan hadiah Juned lewat jendela. Akan tetapi kereta yang telah berjalan dan besarnya bungkusan yang diberikan tidak bisa masuk lewat jendela, akhirnya Juned pun tidak menerima hadiah tersebut. Juned menangis karena hadiah itu tidak bisa ia terima.

Di tengah perjalanan pada km ±18.75 dari arah yang berlawanan, muncul kereta lain yang sarat dengan penumpang pada rel yang sama. Akhirnya terjadilah tabrakan maut antara dua kereta yang menyebabkan timbulnya korban jiwa. Juned yang terjepit berteriak memanggil neneknya, sedangkan Mulyadi berusaha memanggil-manggil bapaknya. Seluruh keluarga nenek Minah tewas dalam kecelakaan maut tersebut, hanya tersisa Juned. Tangisan dan teriakan histeris mewarnai kecelakaan maut tersebut, darah dimana-mana.

Sementara itu Efendi akhirnya mengetahui kecelakaan itu setelah ditelepon dan langsung ke rumah sakit untuk melihat jasad keluarganya. Keberadaan Juned yang terjepit akhirnya dapat dikeluarkan, dan di rumah sakit kedua orang tua Juned akhirnya dipersatukan olehnya. Juned menyuruh kedua orangtuanya untuk berbaikan.

Di akhir kisah, muncullah Juned yang sebenarnya di rel kereta api dengan memakai penyangga kaki, karena kaki yang kiri harus diamputasi. Juned adalah salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro. “Sayalah Juned salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua” demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.

PEMAIN :

  • Ferry Octora
  • Lia Chaidir
  • Roldiah Matulessy
  • Asrul Zulmi



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *