Gadis Kretek adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2018, yang mengangkat cerita tentang kehidupan seorang perempuan yang terlibat dalam dunia rokok kretek, yang diperankan oleh Dian Sastro. Film ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah dan diproduksi oleh Fourcolours Films.
Sinopsis Film “Gadis Kretek”
Gadis Kretek menghadirkan cerita yang melibatkan Siti (Dian Sastro), seorang perempuan yang hidup di sebuah desa kecil di Jawa Tengah pada awal abad ke-20. Di desa ini, aroma kretek dan kehidupan pedesaan bergabung dalam harmoni unik yang menggambarkan kehidupan masyarakat saat itu.
Siti tumbuh dalam keluarga yang terlibat dalam industri tembakau dan kretek. Namun, kehidupannya tak seindah aroma kretek yang menguar di desa. Dia merasa terbatas oleh tradisi dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan pada zamannya. Ketika dia bertemu dengan Kasiyem (Ajil Ditto), seorang pemuda yang sama-sama terlibat dalam pembuatan kretek, mereka memulai perjalanan cinta yang tak terduga.
Namun, cinta mereka diuji ketika Siti bertemu dengan Sadiman (Oka Antara), seorang pria yang membawanya menemukan sisi lain dari kehidupan: kebebasan dan pilihan. Antara kewajiban dan keinginan, Siti harus menavigasi perjalanan hidupnya dengan cerdas dan penuh keberanian.
Dalam perjalanan ini, Siti belajar tentang arti sebenarnya dari kemandirian dan kebebasan. Dia menemukan bahwa kehidupan bukanlah sekadar mengikuti aturan yang ada, tetapi tentang mengambil risiko untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan dan keyakinannya.
Dengan latar yang memesona dari pedesaan Jawa Tengah, Gadis Kretek bukan hanya sekadar cerita tentang cinta segitiga, tetapi juga tentang perjuangan seorang perempuan untuk menemukan identitasnya dalam tengah pergulatan antara tradisi dan modernitas. Dian Sastro membawa karakter Siti dengan penuh keanggunan dan kompleksitas, memperkaya cerita ini dengan nuansa emosional yang mendalam.
Dengan pengambilan gambar yang memukau dan musik yang menggugah, film ini mengajak penonton untuk merenungkan makna kehidupan yang sejati: bahwa terkadang, untuk menemukan kebahagiaan sejati, kita harus berani mengambil langkah keluar dari bayang-bayang tradisi dan memilih jalan yang mungkin lebih sulit, tetapi lebih sesuai dengan hati nurani kita.